Menjadi Pengusaha Mikro (UMKM) Sukses di Era Disrupsi Digital dangan ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402), Laptop Bisnis dengan Konektivitas 5G Pertama di Indonesia!

22/06/2022 ⸳ Alif Syuhada ⸳ Baca 44 menit
#Blog Competition 
blog-post-illustration

Bagikan

“Carilah pekerjaan yang anda cintai, tapi bila anda tidak mendapatkannya maka belajarlah untuk mencintai apa yang anda kerjakan.”

Gara-gara weton?

Keputusan saya untuk berwirausaha bermula dari weton. Hal ini mungkin terdengar aneh bagi sebagaian orang. Masak sih mau percaya ramalan weton di era Revolusi 4.0?

Berdasarkan weton … (rahasia, hehe), saya tidak cocok bila harus bekerja di bawah kendali orang lain karena, menurut Kitab Primbon, watak weton ini suka membantah atau malah terlalu ‘baik’ sehingga rentan ‘dimanfaatkan’ orang. Sebab itu, pemilik weton ini disarankan untuk berwirausaha, atau bekerja secara mandiri agar dapat berkembang. Selain wirausaha, pekerjaan lainnya yang cocok adalah menjadi seniman, dimana ide-ide kreatif yang dimiliki bisa dijalankan sendiri secara mandiri dan leluasa.

Pekerjaan seperti menjadi karyawan, buruh pabrik, atau PNS tidak cocok bagi pemilik wenton seperti saya. Jika demikian, maka saya tidak boleh melamar kerja selamanya dong?

Apakah ramalan weton bisa dipercaya? Bisa jadi.

Lalu, apa yang membuat saya percaya pada sesuatu yang sering disebut takhayul itu? Jawabannya adalah penolakan demi penolakan lamaran kerja serta pengalaman tak menyenangkan di dunia kerja.

Semula, saya meragukan kebenaran ramalan berbasis penanggalan Jawa kuno itu. Bahkan, saya cenderung melawan garis nasib yang tertulis oleh weton saya. Anehnya, seiring keras saya melawannya, hidup saya malah tidak baik. Pengalaman beraroma ‘magis’ ini membuat saya termenung cukup lama.

Jika dipikir-pikir, saya memang punya toleransi rendah ketika terus-menerus disuruh orang lain. Ini adalah salah satu kelemahan saya. Rasanya ‘kering’, monoton, dan tidak nyaman lah pokoknya. Bawaannya selalu merasa ‘diperalat’ meski tidak sepenuhnya seperti itu. Suasana semacam ini pernah saya rasakan ketika menjadi karyawan pada salah satu boarding school cukup populer di Salatiga. Hari demi hari, saya terus kehilangan energi dan motivasi untuk bekerja disana. Saya akhirya resign.

Lain halnya ketika menulis. Saya merasa memperoleh energi psikis sekaligus tambahan penghasilan. Terhitung ada beberapa karya-karya saya yang berhasil menjadi juara maupun hanya masuk nominasi. Tentu saja, ada lebih banyak karya yang belum berhasil. Meski demikian, saya merasa selalu mampu mengisi ulang kembali energi psikis untuk menulis, meski dijatuhkan oleh banyak kegagalan maupun proses panjang yang meletihkan.

Pada awal 2022, saya seolah lupa dengan pengalaman menjenuhkan bekerja di boarding school itu. Saya kembali tergoda untuk mencoba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan di daerah Salatiga. Namun, belum ada satu pun perusahaan yang menerima. Ada yang memberi alasan, ada pula yang tidak, digantung tanpa kabar sama sekali.

Alasan penolakan pun beragam, seperti; keahlian saya tidak dibutuhkan, bukan warga sekitar perusahaan, belum punya pengalaman kerja di perusahaan (ya tentu saja tak punya pengalaman kerja jika ditolak disana-sini), pemakai kacamata, hingga kebijakan perusahaan yang hanya menerima karyawan perempuan.

Saya pernah coba mendaftar seleksi masuk abdi negara (CPNS), namun juga tidak lolos.

Saya juga coba melamar pekerjaan di media online, supaya dekat dengan habitat saya: menulis, namun belum dapat panggilan hingga sekarang.

Saking jenuhnya menganggur, saya bahkan mengajukan lamaran jadi penjaga toko souvenir milik wisata populer di Salatiga. Tapi tidak ada respon dari pihak HRD.

Semua kegagalan-kegagalan di atas membuat saya berpikir, apa bener ya jalan hidup saya memang tidak ‘dikehendaki’ untuk jadi karyawan? Jangan-jangan ada benarnya ramalan weton itu.

Terlepas dari benar atau tidak, setidaknya ada hikmahnya dalam mengenal weton, yakni saya dapat berprasangka baik terhadap nasib karir saya yang sedang tidak mujur. Toh saya juga pernah jadi karyawan dan tidak betah. Mengapa saya lupa dengan itu?

Disrupsi Teknologi Mengubah Peta Lapangan Kerja

Terlepas dari ramalan weton, kita harus menyadari bahwa ada faktor-faktor lain membuat lapangan kerja kian sulit dicari hari ini. Faktor-faktor ini penting kita ketahui guna memetakan karier yang aman dan stabil dalam jangka waktu panjang ke depan. Terutama bagi generasi milenial.

Berdasarkan informasi dan analisa kecil-kecilan, saya menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja pada saat ini, meliputi: efek Pandemi Covid-19 terhadap stabilitas ekonomi, ketidakpastian global, dan disrupsi teknologi.

Dua tahun lalu (2020-2021), pandemi Covid-19 telah mengganggu perekonomian nasional. Banyak usaha masyarakat yang gulung tikar. Keuangan korporasi juga terdampak akibat turunnya permintaan pasar pada barang industri. Hal tersebut berimbas pada tutupnya lowongan kerja hingga banyak karyawan yang terkena PHK.

Tahun ini (2022), ekonomi Indonesia sedang beranjak pulih, seiring dengan terkendalinya laju virus Covid-19. Namun, korporasi dan dunia usaha belum bisa lekas bangkit seperti semula. Sebab itu, mereka belum siap untuk menyerap tenaga kerja.

Belum pulih dari pandemi, ekonomi nasional telah disusul oleh tantangan ketidakpastian global yang dipicu oleh gangguan rantai pasok bahan mentah skala global, ketegangan geopolitik, keterbatasan energi, dan perubahan iklim. Hal-hal ini memengaruhi stabilitas makroekonomi, dunia bisnis, lalu berimbas pada turunnya permintaan tenaga kerja.

Faktor selanjutnya, dan tidak bisa diabaikan, adalah disrupsi teknologi. Disrupsi teknologi diartikan sebagai sebuah perubahan fundamental akibat perkembangan sistem teknologi digital, dimana teknologi digital mulai menggantikan dan mengubah peran manusia.

Pandemi Covid-19 telah mempercepat terjadinya disrupsi teknologi. Adanya kebijakan pembatasan mobilitas sosial (PPKM) membuat masyarakat semakin tergantung dan terbiasa menggunakan teknologi digital untuk keperluan sehari-hari.

Perubahan kebiasaan masyarakat tersebut tentu memaksa korporasi maupun dunia usaha non-korporasi untuk beradaptasi, menggunakan teknologi informasi dalam cara bisnis mereka. Jika tak beradaptasi, maka bisnis mereka dapat hancur atau sulit berkembang karena susah dapat pelanggan.

Celakanya, adaptasi yang dilakukan perusahaan terhadap disrupsi teknologi mengancam keberadaan lapangan kerja yang telah mapan sebelumnya. Tenaga manusia kini dapat digantikan oleh teknologi informasi yang lebih efisien, efektif dan ekonomis bagi perusahaan. Contohnya dalam pengelolaan administrasi, layanan customer, dan cara marketing. Tak ayal, penggunaan teknologi informasi akan membuat banyak orang terancam kehilangan pekerjaan.

Beberapa bentuk perubahan yang diakibatkan oleh disrupsi teknologi dapat dilihat dalam perkembangan layanan daring pada sektor transportasi, perbankan, belanja, keuangan berbasis digital, serta digitalisasi dalam penyediaan materi pendidikan dan pelatihan.

Pada sektor transportasi, kita mengenal ojek online. Semula, profesi ojek sepi peminat dan kurang sejahtera. Tapi berkat teknologi informasi, ojek online kini digemari masyarakat. Bahkan menjadi lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Layanan ojek online kini semakin berkembang, merambah ke bisnis layanan antar (online delivery order) hingga dompet digital.

Pada sektor ekonomi, teknologi digital telah mengubah perilaku transaksi, seiring dengan tumbuhnya cashless society, business start-up, transaksi online, dan e-commerce atau toko online. Pelaku UMKM adalah contoh pengguna platform e-commerce. Mereka berhasil naik kelas berkat teknologi informasi.

Pada sektor pendidikan, teknologi digital mengubah model pembelajaran yang tidak lagi menggunakan traditional class. Metode pembelajaran telah berkembang jauh seperti model hybrid, blended learning, online class, maupun metode lainnya yang memanfaatkan koneksi internet. Perkembangan ini bisa saja mengancam eksistensi pendidikan konvensional yang telah mapan hari ini.

Meski disrupsi teknologi telah melenyapkan banyak jenis pekerjaan konvensional, perkembangan teknologi juga membuka peluang besar lapangan pekerjaan baru.

Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia menyebut bahwa kedepan, hingga 2035, Indonesia setidaknya membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital nasional. Tentu saja ini adalah peluang besar bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang tak bisa beradaptasi? Tentu nasibnya akan jatuh ke dalam pangsa pasar tenaga kerja konvensional yang cenderung kurang sejahtera. Mengapa? Sebab pasar tenaga konvensional semakin diisi banyak orang, persaingan jadi semakin sengit, ditambah ketersediaan lapangan kerja yang semakin berkurang akibat disrupsi.

Jika kita masuk ke pasar tenaga kerja konvensional, kita akan bersaing dengan jutaan sarjana maupun lulusan SMA/SMP yang diproduksi pendidikan ‘konvensional’ setiap tahunnya. Sedangkan pertumbuhan lapangan kerja belum tentu mampu menyusul jumlah lulusan tersebut.

Melimpahnya pekerja tanpa kecakapan digital di pasaran membuat harga tenaga mereka jadi murah-meremah (baca: gajinya kecil). Fenomena ini mirip seperti agricultural involution pada masa awal-awal masuknya industri ke Indonesia, khususnya Jawa. Industri juga menciptakan efek disrupsi serupa pada masyarakat agraris kala itu.

Fenomena involusi pertanian ditulis oleh Clifforf Geerzt, seorang ahli antropologi, dan juga disinggung oleh Soedjatmoko, cendikiawan Indonesia yang sempat menjadi rektor Universitas Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saya mengetahui hal ini karena studi kuliah saya di bidang humaniora (anak sastra).

Involusi pertanian dimulai ketika sektor pertanian berusaha memperkerjakan semakin banyak orang, tapi tidak mampu meningkatkan produktivitas ataupun produksinya. Akibatnya, hasil pertanian yang "meremah" itu masih harus dibagi-bagi lagi di antara kaum petani sehingga terciptalah budaya berbagi kemiskinan (shared poverty).

Tak mustahil, fenomena involusi pertanian dapat kembali terjadi pada lapangan kerja yang telah mapan hari ini, akibat melimpahnya tenaga kerja kurang terampil untuk era digital.

Beranjak dari teori sosial di atas, maka cara untuk keluar dari lingkaran shared poverty adalah dengan memasuki lapangan kerja yang masih longgar dan banyak permintaan. Pada konteks sekarang, lapangan kerja yang masih “hijau” itu adalah sektor digital.

Jika tak ingin melarat pada tahun-tahun mendatang, maka siapapun sebaiknya beradaptasi dengan disrupsi teknologi informasi atau Revolusi Industri 4.0. Kecakapan digital harus dikuasai. Peluang karier yang stabil dan aman untuk tahun-tahun mendatang adalah profesi yang melibatkan penggunaan teknologi informasi.

Menjadi hal mendesak bagi siapapun dan profesi apapun untuk memiliki kecerdasan digital jika tak ingin terjebak menjadi pekerja berupah murah. Tak peduli apakah anda seorang karyawan, pemilik perusahaan, wiraswasta, maupun pekerja kreatif seperti seniman.

Tips Beradaptasi di Era Disrupsi

1. Miliki Pola Pikir Growth Mindset

Growth mindset atau pola pikir yang bertumbuh adalah sebuah sikap dan kebiasaan berpikir yang terbuka, mau berkembang, dan tak pernah lelah belajar.

Pola pikir berkembang sangat dibutuhkan pada era digital yang bercorak kompetisi bebas, dimana pemenangnya sangat ditentukan oleh kualitas. Bukan faktor-faktor irasional. Sebab itu, setiap orang mau tak mau harus menjadi manusia pembelajar, terus mengembangkan diri agar tetap berkualitas.

Sebaliknya, orang dengan fixed mindset atau pola pikir tak berkembang akan terus tertinggal, bahkan lenyap, sebab tak mau membuka diri dan beradaptasi terhadap perubahan.

Tapi, memiliki growth mindset itu butuh latihan. Secara sadar kita mudah saja mengucapkannya, namun secara alam bawah sadar, kita belum tentu bisa bersikap terbuka. Latihan awal dalam memiliki growth mindset, menurut saya, dimulai dengan mengakui bahwa kita adalah manusia biasa yang dapat berbuat salah, baik dalam pikiran atau tindakan.

Misal dalam lomba blog. Seorang fixed mindset akan menyikapi kekalahan dengan mengeluh dan kesal, alih-alih menerima kekalahan dan berbesar hati untuk belajar dari kompetitornya. Akibatnya, pemilik fixed mindset tak akan menang, sebab ia selalu dibohongi oleh ‘kebesarannya’ sendiri.

2. Jadi Kreatif dan Inovatif

Pada era digital, kreatifitas menjadi sesuatu yang bernilai alias bisa diubah menjadi uang. Gambar, foto, desain, suara, atau tulisan yang semula tak punya banyak harga kini dapat dijual melalui platform-platform online atau marketplace karya digital. Seniman dapat hidup sejahtera dari platform-platform itu.

Selain untuk kebutuhan entertain, pembeli karya-karya digital juga berasal dari pelaku bisnis, dimana mereka membutuhkan karya digital untuk memperkuat daya saing perusahaannya, baik untuk keperluan marketing produk atau untuk inovasi produk.

Kreatif juga berkaitan dengan sikap pelaku usaha yang terus-menerus melakukan inovasi untuk memberi nilai tambah terhadap produknya. Kreatifitas juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah suatu yang semula tak bernilai menjadi bernilai tambah.

Bahkan, seorang kreatif merasa perlu untuk mencari kelemahan produknya atau dirinya sendiri sebagai 'bahan mentah' untuk dapat diolah menjadi nilai tambah yang baru lagi.

Seorang yang kreatif dan inovatif akan selalu produktif, sebab ia selalu mampu menciptakan nilai tambah untuk bisnisnya. Orang tidak kreatif cenderung melihat problem dibanding peluang.

Untuk melakukan inovasi dan kreatifitas, kuncinya terletak pada riset.

3. Menguasai Literasi Digital

Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang dapat diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial.

Melimpahnya informasi di jagat digital tak akan berguna jika seseorang tak memiliki kemampuan literasi digital yang baik. Salah satu contohnya adalah tidak punya tujuan dalam mengakses digital. Jutaan pengetahuan berharga di internet menjadi useless di mata orang yang tak punya tujuan, minat atau profesi tertentu.

Selain itu, memahami aturan-aturan hukum tentang dunia digital juga perlu agar bentuk-bentuk ekspresi kita tidak melanggar hukum.

4. Mampu Menggunakan Aplikasi, Platform Digital, dan Perangkat Digital

Kita sering mendengar sindiran “HP-nya saja yang smart, orangnya tidak”. Sindiran itu (nampaknya) tepat dialamatkan kepada mereka yang punya gadget mahal tapi tidak bisa menghasilkan uang dari alat tersebut. Menjadi hal umum sekarang, dimana orang membeli gadget mahal bukan untuk kerja, namun demi menaikkan harga diri atau memperoleh pengakuan sosial. Padahal, gadget hanyalah alat produksi.

Di dalam gadget, ada banyak aplikasi canggih yang bisa gunakan untuk menghasilkan uang. Misalnya marketplace, editing, menawarkan jasa, menjual karya digital, dan beragam produktivitas lainnya.

Fungsi gadget sebenarnya bukan terletak pada sisi estetiknya, melainkan pada sisi pragmatisnya, yakni memudahkan segala urusan manusia. Misalnya untuk melakukan transaksi.

“if you buy things you don’t need, soon you’ll have to sell things you need”
Waren Buffet

Ingat, hakikat teknologi itu hanyalah alat bantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi, fungsikan gadget sebagaimana hakikatnya yakni menjadi alat bantu, bukan untuk hal yang lain.

5. Memiliki Perangkat Digital yang Mumpuni

Perangkat digital ibarat jala ikan. Semakin canggih jala yang kita miliki maka akan semakin banyak ikan pula yang mampu kita dapat. Sama halnya dengan perangkat digital.

Semakin canggih perangkat yang dimiliki maka akan semakin besar pula peluang rejeki yang bisa diraih. Semakin canggih sebuah perangkat juga akan semakin menghemat sisa waktu hidup yang seseorang miliki.

Komputer jadul mungkin hanya bisa digunakan untuk mengetik, atau dijadikan mesin kasir toko. Produktivitasnya sangat terbatas. Prosesnya pun lama. Berbeda dengan laptop canggih, kita bisa menggunakannya untuk editing film, foto, mengetik, presentasi rapat, mengajar, bikin podcast, dan menjalankan bisnis online. Semua produktivitas tersebut dapat dilakukan dengan ongkos waktu yang sedikit, alias cepat.

Di era disrupsi digital, memiliki laptop canggih adalah suatu kebutuhan penting sebab persaingan bisnis terletak pada efisiensi dan efektivitas produksi. Memiliki laptop canggih menjadi kunci keberhasilan pengelolaan bisnis di era disrupsi.

Menjadi UMKM yang Berhasil Go Digital

Mengacu pada weton, maka hanya tersedia dua jenis pekerjaan yang cocok dengan saya, yakni berwirausaha atau menjadi pekerja kreatif alias seniman. Lantas, bagaimana caranya ‘menunaikan’ petunjuk weton di era disrupsi?

Dunia kreatif memang sudah lama saya tekuni dengan menulis. Aktivitas ini terus saya lakukan sebagai hobi sejak semester 5 (2015). Tapi menekuni dunia kreatif tidak bisa dijadikan penghasilan rutin dalam jangka waktu dekat. Butuh proses panjang jika ingin hidup dari sebuah karya.

Menulis itu ibarat menanam pohon durian. Kita harus terus merawat pohon itu hingga besar tanpa mengharap hasil dalam waktu dekat. Prosesnya tidak cukup memakan waktu berbulan-bulan, namun bisa bertahun-tahun. Diperlukan kekuatan mental yang sehat agar cukup kuat untuk menunda kenikmatan dalam jangka panjang.

Proses semacam itu tidak hanya dalam dunia menulis, melainkan juga sektor kreatif lainnya seperti youtuber, podcast, atau edit desain.

Sebab itu, sektor kreatif tidak bisa dijadikan sumber penghasilan dalam jangka pendek. Kalau nekat totalitas di sektor itu, maka harus bersiap hidup melarat terlebih dahulu jika tidak punya back up, misalnya dari finansial orang tua.

Lantas, darimana saya bisa menghidupi diri sendiri selama proses kreatif yang panjang itu? Saya memilih wirausaha. Bekerja mandiri adalah anjuran weton saya yang satunya.

Jenis usaha yang dirintis adalah kuliner. Gagasan usaha kuliner bermula dari adik saya yang hendak membuka warung angkringan di Salatiga. Pada waktu yang telah direncanakan untuk mulai berjualan, ibu saya telah berbelanja dan menyiapkan segala keperluan. Namun ternyata, persiapan warung angkringan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Akibatnya, bahan makanan yang sudah terlanjur dibeli terancam mubazir.

Esok harinya, ibu tetap memasak bahan makanan yang sudah dibeli. Niatnya buat dimakan sendiri saja daripada tidak terpakai.

Sambil memotong bawang merah saat membantu ibu memasak, saya pun terpikir, “gimana kalau coba ditawarkan lewat WA saja bu?”

Akhirnya, masakan pagi itu coba ditawarkan secara online melalui WA. Tak disangka, ternyata banyak yang mengorder. Sejak itu, kami mulai memproduksi beragam jenis makanan setiap hari.

Menunya bermacam-macam, mulai dari nasi bakar, garang asem, opor ayam, gorengan, rica-rica ayam kampung, sayur lodeh, sayur adas, ayam bakar, nasi goreng, hingga piscok. Tiap hari, menu makanan berganti-ganti, kecuali nasi bakar yang jadi menu tetap sebab selalu ada yang memesan.

Aktivitas produksi dimulai dari subuh pukul 04.00 pagi hingga siang, kemudian dilanjut menjelang sore hingga malam. Masakan pagi dikhususkan untuk pemesan online, sedangkan masakan menjelang sore dijual di warung angkringan milik adik saya.

Ibu adalah koki utama di bisnis kuliner kami. Saya dan bapak bertugas membantu. Peran saya dalam usaha kuliner keluarga beragam, menyesuaikan kebutuhan. Terkadang belanja, mengantar orderan, ikut memasak, hingga packaging. Aktivitas-aktivitas ini berlangsung setiap hari.

Menurut saya, bisnis makanan adalah jenis bisnis yang abadi. Pangsa pasarnya juga terbilang mudah sebab semua orang butuh makan. Meski mudah bukan berarti tidak ada tantangan. Tantangannya adalah ada banyak pesaing dalam bisnis makanan. Masing-masing orang harus beradu dalam hal rasa, teknik marketing, dan kreatifitas guna menguasai pasar.

Kami tak punya warung. Semua pemasaran makanan dilakukan secara online. Ini adalah salah satu keuntungan adanya teknologi informasi, yakni membuat ongkos modal usaha menjadi semakin murah.

Setiap malam dan pagi, daftar menu yang ready stock diuplod di status WA dan disebar ke grup-grup WA. Satu per satu pelanggan kemudian mengorder hingga masa oder ditutup. Orderan didata, lalu diantar ke rumah masing-masing pemesan.

Saat siang tiba, kami mulai memasak lagi untuk menyiapkan jualan di warung angkringan. Biasanya, makanan sudah siap antar pada sore hari. Saat tiba di warung, saya menata makanan di tempatnya kemudian membantu persiapan buka warung. Saya menyiapkan arang untuk memasak wedang jahe hingga melayani pembeli yang memesan nasi bakar, mie instan, atau kopi.

Selain itu, pemasaran juga kami lakukan dengan menitipkan produk makanan ke warung pedagang sayur. Alhamdulilah, semua berjalan lancar.

Teknologi digital tak hanya kami manfaatkan dalam pemasaran online saja. Ibu saya selalu browsing resep makanan di internet dan belajar bikin menu makanan baru yang belum ada di desa melalui chanel youtube. Kami dapat mengupgrade menu makanan kami tanpa harus bayar kursus.

Setahu saya, program-program bantuan negara untuk UMKM kini banyak disalurkan melalui platform-platform digital, sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mendigitalisasikan UMKM. Maka perangkat teknologi semakin penting dimiliki oleh UMKM agar dapat mengakses bantuan negara.

Selain itu, saya sendiri memanfaatkan teknologi informasi, khususnya laptop, untuk membuat konten marketing maupun kemasan produk kuliner kami. Untungnya, saya punya sedikit bekal pengetahuan editing desain berkat mengenal kompetisi blog sebelumnya.

Menggeluti usaha mikro di era disrupsi tidak bisa dilakukan dengan cara konvensional, sebagaimana pendahulu kita. Jika masih bertahan di metode konvensional, maka kita akan memperoleh penghasilan sedikit. Bisnis susah berkembang. Sebab itu, UMKM juga dituntut beradaptasi dengan teknologi, naik kelas menjadi go digital agar pengusahanya sejahtera dan tidak jatuh ke dalam kemiskinan.

Saya tentu berkeinginan untuk mengembangkan usaha kuliner rintisan kami ke taraf profesional dengan memanfaatkan teknologi digital. Bukan tidak mungkin UMKM dapat jadi besar dan menjalin kerjasama secara profesional seperti bisnis-bisnis yang telah mapan. Keinginan itu mungkin terdengar muluk-muluk, tapi tak mengapa, sebab berharap adalah hak bagi siapa yang sudah berusaha.

Mengelola UMKM secara profesional di era digital tentu membutuhkan perangkat digital yang sangat mumpuni, seperti laptop yang expert, dirancang khusus untuk mendukung kinerja bisnis profesional. Laptop semacam itu setidaknya harus mampu diandalkan dalam hal mobilitas dan konektivitas mengingat corak zaman digital yang dinamis. Hemm ... Kira-kira ada tidak ya laptop yang dirancang khusus untuk mendukung urusan bisnis semacam itu?

Tentu ada sobat. Laptop itu bernama ExpertBook B7 Flip (B7402), produk terbaru ASUS yang dirancang khusus untuk para pebisnis profesional. Kabarnya, ExpertBook B7 Flip adalah laptop dengan jaringan 5G pertama di Indonesia lho! Mau tahu? Yuk cek disini.

"Era laptop 5G telah dimulai di Indonesia melalui kehadiran ExpertBook B7 Flip," tutur Asus Regional Director Southeast Asia, Jimmy Lin dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (9/6/2022)
Menurut Jimmy, ExpertBook B7 Flip merupakan laptop terbaik bagi para profesional yang membutuhkan perangkat untuk menunjang mobilitas dan produktivitas sehari-hari.
Sumber: www.liputan6.com

Laptop Dengan Koneksi 5G Pertama di Indonesia!

Pernah nggak sih teman-teman direpotkan gara-gara mencari WiFi untuk keperluan pekerjaan? Saya pernah mengalami hal semacam itu ketika hendak mengirimkan tugas kuliah. Gara-gara koneksi WiFi kampus lemot, tugas kuliah akhirnya tak terkirim. Nilai saya jeblok. Inilah repotnya jika laptop tidak dibekali dengan koneksi data seluler seperti smartphone.

Persoalan WiFi bukan hanya terletak pada koneksinya yang sering lemot, melainkan juga banyak WiFi yang dikunci, tidak bisa diakses. Contohnya di kota-kota. Ada banyak WiFi tersedia tapi terkunci semua. Dapat WiFi gratis itu untung-untungan.

Oke, kita mungkin bisa menyambung ke WiFi ke seluler (tethering). Tapi koneksi WiFi seluler biasanya tidak terlalu kencang. Apalagi kalau smatphonenya belum memiliki jaringan 5G, seperti milik saya, hehehe …

Tak hanya itu. Tethering seringkali menyebabkan telepon seluler jadi panas. Berbahaya bukan? Baterai seluler juga akan cepat terkuras jika digunakan tethering.

Hambatan-hambatan laptop tradisional, seperti di atas, tak akan terjadi pada ExpertBook B7 Flip sebab laptop ini telah dibekali dengan slot kartu SIM built-in dalam perangkat, seperti seluler, sehingga bisa terkoneksi langsung dengan jaringan 5G. Fitur ini membuat ExpertBook B7 Flip menjadi laptop yang benar-benar dapat diandalkan untuk bekerja secara mobile, kapan pun dan dimana pun.

Dengan koneksi 5G, para pekerja profesional dapat selalu terhubung ke jaringan internet. Tak perlu lagi tergantung pada jaringan WiFi. Mereka dapat selalu produktif dimana pun berada, baik untuk melakukan rapat online, video conference, mengajar online, seminar virtual, meintenace website, atau untuk sekadar membalas pesan WA melalui aplikasi WA Web.

Sejauh pengalaman saya mengikuti acara-acara virtual seperti pengunguman lomba menulis, diskusi daring, maupun seminar online, koneksi internet yang stabil adalah suatu kebutuhan tak tertawar bagi penyelenggara, peserta, dan pihak-pihak lain yang terlibat di dalamnya. Koneksi internet yang lemot akan sangat mengganggu keberlangsungan acara.

Koneksi internet yang stabil sangat dibutuhkan oleh pekerja profesional di bidang kreatif dan digital, seperti youtuber, pembuat podcast, editing desain, marketing, maupun maintenance website. Mereka tetap dapat bekerja dengan baik meski berada di luar ruang kerja, misalnya saat bikin konten youtube di restorant atau tempat wisata.

Laptop ini juga cocok bagi mereka yang peduli dengan isu kesehatan mental maupun fisik di lingkungan kerja. Banyak literatur yang menyebut bahwa bekerja di kantor atau di rumah (WFH) secara terus menerus dapat berdampak buruk pada mental. Rasanya jenuh dan bosan. Sekali-kali, pekerja profesional juga perlu suasana kerja yang lebih fleksibel dan bebas seperti di taman, kafe, atau di rumah penginapan. Adanya koneksi 5G membuat work from anywhere (WFA) jadi lebih mudah dilakukan. Rasa nyaman saat bekerja dapat membuat orang lebih produktif. Hasil pekerjaannya juga jadi lebih berkualitas.

Bukan hanya pengguna saja yang dapat diuntungkan oleh laptop dengan koneksi 5G ini. Perusahaan juga bisa diuntungkan dengan tidak perlu mengeluarkan biaya sewa gedung karena bisa memperkerjakan pegawainya secara WFH atau WFA.

Meski telah dibekali dengan koneksi 5G, ExpertBook B7 Flip tetap memiliki koneksi WiFi super kencang, yakni WiFi 6 (802.11ax), ditambah dengan ASUS WiFi Master, sebuah teknologi yang memastikan laptop ini dapat terhubung ke sumber koneksi terbaik. Kerja komputasi awan seperti mengunduh file atau menguplod file dengan kapasitas gygabite dapat dilakukan dengan cepat.

Mempermudah Aktivitas Bisnis

ExpertBook B7 Flip memiliki fleksibilitas tinggi, mampu menyesuaikan gaya kerja para penggunanya yang beragam dan berubah-ubah. Perkembangan dunia kerja yang semakin dinamis di era digital tidak dapat lagi dipenuhi oleh kekakuan laptop-laptop ‘tradisional’.

Dengan ExpertBook B7 Flip, urusan produktivitas tidak lagi dihambat oleh keterbatasan perangkat laptop tradisional. Sisi fleksibilitas laptop ini terletak pada empat hal:

1. Memiliki engsel 360 derajat sehingga laptop dapat digunakan dalam berbagai mode meliputi; mode laptop, mode tablet, mode tenda, dan mode stand

Dengan mode berbaring, dipadu dengan stylus pen, laptop dapat diubah jadi kertas rapat yang digelar di atas meja, sehingga membuat visualisasi gagasan selama diskusi jadi jauh lebih mudah, fleksibel, dan bebas. Mode berbaring juga membuat laptop ini berfungsi seperti buku catatan, sehingga pengguna dapat membuat catatan langsung saat rapat.

Mode tenda dan stand mempermudah pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan (costumer service) atau marketing, dimana pengguna tak akan direpotkan dengan kendala-kendala teknis saat menjelaskan produk atau layanan bisnis kepada klien.

Bisa dibayangkan ketika di meja costumer service hanya ada komputer monitor atau laptop tradisional, maka klien atau anda pasti harus melongok-longok ke layar yang tak bisa ditekuk hingga 360 derajat itu selama menjelaskan produk bisnis.

Mode tablet cocok digunakan ketika bekerja di luar ruangan, seperti dalam perjalanan kendaraan atau saat meninjau lokasi proyek tertentu. Bekerja di outdoor lebih enak pakai mode tablet sih menurutku ketimbang mode laptop karena terasa lebih ringkas. Apalagi jika laptopnya bisa mengakses jaringan 5G, jadi semakin terasa tabletnya.

2. Memiliki Stylus Pen

Stylus pen akan sangat membantu bagi mereka yang suka menuangkan gagasan melalui sketsa. Mereka akan lebih leluasa memvisualisasikan ide dengan stylus pen dibanding menggunakan papan ketik. Stylus pen juga cocok dengan kebiasaan pimpinan perusahaan yang suka corat-coret saat memeriksa dokumen, atau menandai poin-poin yang penting, karena lebih cepat daripada harus menggunakan papan ketik. Keburu hilang idenya.

Selain itu, stylus pen juga sangat berguna dalam penandatanganan dokumen secara digital, apalagi kini dokumen digital telah menjadi adaptasi baru dalam dunia bisnis.

Stylus pen ExpertBook B7 Flip bisa disimpan dalam bodi laptop sehingga tidak rawan hilang. Ini menguntungkan bagi orang yang pelupa, seperti saya, hehehe.

3. Dibekali Fitur NumberPad 2.0 dan ASUS ExpertWidget

Pecinta ASUS mungkin sudah tak asing lagi dengan fitur NumberPad, dimana ada keypad numerik bercahaya LED pada touchpad laptop yang dapat muncul ketika mengetuk ikon NumberPad. Fitur ini sangat memudahkan pengguna untuk melakukan penghitungan melalui laptop. Tak perlu buka ponsel atau cari kalkulator.

Selain NumberPad, ada fitur ASUS ExpertWidget, sebuah sistem pengaturan hotkey yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna ExpertBook B7 Flip, seperti membuka berkas-berkas rapat, atau bahan presentasi dalam sekejap.

4. Didukung Dapur Pacu yang Sangat Mumpuni

Laptop Bisnis ASUS Expertbook B7 Flip (B7402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Kapasitas memori RAM mencapai 64GB, sedangkan memori penyimpanannya menggunakan SSD PCLe® hingga 2TB. Dengan spesifikasi ini, kerja-kerja komputasi profesional dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan responsif.

Guna mendukung performa dapur pacu diatas, ExpertBook B7 Flip dilengkapi dengan sistem pendingin hibrida lanjutan (AHCS) dan baterai laptop yang memiliki daya tahan hingga 12 jam.

Sistem pendingin AHCS mampu meningkatkan luas permukaan pendinginan laptop sebesar 39% sehingga dapat meningkatkan kinerja laptop secara keseluruhan mencapai 55%. Sistem ini juga mampu menghilangkan panas laptop dengan cepat serta tidak menimbulkan suara kipas.

Laptop dengan Tingkat Sekuritas Tinggi

Data adalah “minyak mentah” di era digital. Perumpamaan itu menggambarkan betapa pentingnya data sebagai aset strategis yang harus dijaga dengan aman. Biasanya, para bos atau pejabat penting adalah kalangan yang sangat getol memperhatikan sekuritas data.

Tak hanya memiliki fleksibilitas tinggi, ExpertBook B7 Flip juga dirancang memiliki sistem keamanan berlapis standar perusahaan guna melindungi informasi bisnis maupun data pribadi penggunanya.

Sekuritas yang ditawarkan dalam ExpertBook B7 Flip ini memadukan perlindungan berbasis perangkat keras, software, dan firmware. Mari kita kupas satu per satu fitur keamanan berlapis milik ExpertBook B7 di bawah ini:

1. Kamera Inframerah dan Fingerprint sensor

Dua fitur pengaman ini berguna untuk mengamankan laptop dari orang-orang yang mencoba mengakses laptop tanpa seizin pengguna. Dengan kedua fitur ini, maka hanya pemilik laptop, satu-satunya orang yang dapat menyalakan laptop. Aman deh.

Cara kerjanya bagaimana? Kamera inframerah terintegrasi dengan Windows Hello memungkinkan pengguna untuk membuka laptop dengan pemindai wajah. Seperti orang absen masuk kerja dengan setor wajah ke alat pemindai. Sedangkan sensor sidik jari (fingerprint) pada tombol power membuat ExpertBook B7 Flip hanya bisa dinyalakan oleh pemiliknya. Tak perlu kata sandi atau PIN.

2. Webcam Shield

Fitur keamanan selanjutnya adalah Webcam Shield. Fungsinya untuk melindungi informasi pribadi maupun bisnis dari bahaya pengintaian. Kamera laptop dapat ditutup dengan penutup fisik di dekat kamera Webcam.

3. TPM2.0 dan Kensington Lock Slot

TPM adalah singkatan dari Trusted Platform Module, yakni sebuah chip yang dapat menyimpan password dan kunci enkripsi agar tetap aman. Chip ini adalah perangkat keamanan berlapis yang diberikan ASUS pada ExpertBook B7 Flip.

4. Bodi Laptop Kuat Berstandar Militer

Menciptakan laptop dengan kekuatan bodi tangguh, berstandar militer, adalah salah satu ciri khas laptop-laptop produk keluaran ASUS. Tak terkecuali pada ExpertBook B7 Flip.

Ketangguhan bodi ExpertBook B7 Flip telah diuji melalui berbagai test ‘penyiksaan’ fisik, meliputi uji suhu, uji kelembapan, uji banting, uji getaran, uji guncangan, uji tekanan barang berat, dan uji daya tahan. Dengan penuh tabah dan sabar, ExpertBook B7 Flip telah mampu melewatinya, dan berhasil mengantongi standar militer AS MIL-STD 810H pada tingkat lanjut.

5. Spill-Resistant Keyboard

Keyboard menjadi daerah rawan saat beraktivitas menggunakan laptop. Misalnya terkena tumpahan air minum. Sebab itu, ASUS telah membekali ExpertBook B7 Flip dengan jenis keyboard yang berdaya tahan tinggi terhadap cairan, bahkan bisa menampung hingga 78 cc cairan tanpa membahayakan.

Keunggulan ini sangat berguna bagi saya, tipe orang yang tidak bisa ngetik tanpa nyeruput kopi. Tumpahan kopi bisa dengan mudah dikeringkan dan dibersihkan.

Laptop dengan Kenyamanan Kerja

Tidak hanya tangguh dan aman, ExpertBook B7 Flip juga memperhatikan aspek kenyamanan sehingga penggunanya dapat merasa betah ketika bekerja dalam waktu yang lama. Beberapa fitur yang siap memanjakan pengguna laptop ini meliputi :

1. Engsel ErgoLift

Berkat engsel ErgoLift, pengguna dapat memperoleh sudut posisi ketik sebesar 148 derajat. Papan ketik lebih terangkat sebesar 2 derajat. Sudut ini membuat posisi mengetik jadi lebih nyaman, sehingga bekerja dalam waktu lama tidak terasa meletihkan.

2. Teknologi Two-Way AI Noise-Cancelling

Teknologi ini sangat berguna ketika melakukan video conference. Terlebih untuk urusan virtual meeting yang profesional. Peredam suara bising dua arah milik ExpertBook B7 Flip berbasis pada teknologi AI atau kecerdasan buatan. Kemampuannya dapat menyaring kebisingan di sekitar speaker pengguna dan fungsi downstream untuk menghilangkan kebisingan dari lawan bicara.

3. Konektivitas lengkap

Mengingat ExpertBook B7 adalah laptop dirancang untuk bisnis, maka ASUS membekalinya dengan konektivitas yang sangat lengkap sehingga urusan bisnis pengguna jadi tidak terhambat. Ada slot nano-SIM card untuk mengaktifkan koneksi 5G, smart card reader, dua port Thunderbolt™ 4 USB-C® yang mendukung kecepatan data 40 Gbps, tampilan 4K, dan fast charging.

4. Layar Nyaman dan Melindungi Privasi

ExpertBook B7 Flip memiliki layar dengan rasio 16:10, sehingga memberikan ruang kerja visual lebih besar. Manfaatnya, pengguna dapat lebih nyaman ketika membaca artikel, browsing, atau mengerjakan spreadsheet. Tak hanya lebar, layar ExpertBook B7 Flip juga anti silau sehingga tidak merusak mata.

Layar laptop ini telah dilengkapi oleh teknologi ASUS Private View yang dapat mencegah orang di sekitar untuk bebas dan mudah "curi-curi pandang" data maupun informasi di layar laptop. Bekerja di tempat ramai jadi tidak terasa was-was. Tenaaanng ...

5. Kualitas Audio dan Mikrofon Mendukung Pertemuan Daring dan Hiburan

ExpertBook B7 Flip dibekali dengan dua speaker berkualitas bioskop, bersertifikat Harman Kardon, yang terletak di bagian bawah bodi laptop. Dengan audio berkualitas itu, pengguna ExpertBook B7 Flip dapat menikmati hiburan musik atau film maupun melakukan pertemuan daring dengan nyaman.

Selain itu, terdapat mikrofon ganda yang terletak pada bezel atas layar yang membuat pengambilan suara jadi lebih optimal.

6. User-Status Indicator Light

Lampu LED pada penutup laptop akan menyala ketika pengguna sedang melakukan panggilan konferensi. Lampu indikator itu berfungsi sebagai kode isyarat kepada orang sekitar bahwa pengguna sedang sibuk melakukan panggilan virtual. Tak perlu pakai isyarat gerak tubuh atau bilang "jangan ganggu" ke orang sekitar. Simpel!

Ada Software Khusus untuk Mempermudah Manajemen Bisnis

Ada 4 fitur aplikasi bawaan dari ASUS yang disematkan khusus pada ExpertBook B7 guna mempermudah urusan kerja meliputi: ASUS Control Center 19, ASUS Business Manager, Remote File Acces, dan File Transfer. Mari kita ulik satu per satu.

Asus Control Center adalah aplikasi manajemen TI terpusat dari ASUS yang berfungsi untuk melakukan manajemen jarak jauh, pemantauan perangkat keras dan perangkat lunak, serta penjadwalan tugas melalui antarmuka berbasis web. Jadi, aplikasi ini membantu seorang administrator sistem untuk mengelola aset perusahaan dengan mudah melalui satu portal.

ASUS Busines Manager. Setahu saya, aplikasi ini berfungsi untuk memudahkan administrator dalam mengakses dan mengelola file penting, keamanan akses data, pengaturan sistem, dan sejenisnya, termasuk data yang berada di penyimpanan eksternal seperti flash disk, memory card, hardisk external atau keping DVD.

Administrator dapat membatasi akses file yang ada di penyimpanan eksternal melalui aplikasi ASUS Busines Manager sehingga tidak sembarang orang bisa mengakses data di penyimpan eksternal tersebut.

Remote File Acces. Aplikasi ini memungkinkan pengguna ExpertBook B7 Flip dapat mengakses file pekerjaan di laptop secara jarak jauh (remote) melalui perangkat seluler. Fitur ini mempermudah pengguna ketika sewaktu-waktu butuh file tertentu di laptop, tapi laptopnya sedang tidak dibawa, entah di kantor atau di rumah. Pengguna hanya perlu mengaksesnya melalui ponsel. Tak perlu bailk ke kantor atau ke rumah. Mudah kan? Tapi ponsel harus ditautkan terlebih dahulu ke ExpertBook B7 Flip.

File Transfer adalah aplikasi yang membantu pengguna ExpertBook B7 Flip untuk mengirimkan file dari ponsel ke laptop atau sebaliknya dengan ringkas dan cepat. Tidak perlu repot lagi untuk utak-utik colokan kabel data yang gampang eror ketika kesenggol, seperti yang biasa saya alami. Hehehe ...

ExpertBook B7 Flip juga terintegrasi dalam ASUS Business yang menawarkan perangkat komputasi terbaik dan terintegrasi melalui software khusus berstandar industri. Manfaatnya, para pengguna ExpertBook B7 Flip dapat memperoleh ragam opsi kustomasi spesifikasi dan hardware pada tiap perangkat tanpa harus mengeluarkan biaya berlebih.

Pengguna ExpertBook B7 Flip juga memperoleh ragam pelayanan extra pasca beli, meliputi:

  1. Warranty Extention hingga 5 tahun,
  2. Garansi perlindungan Accidental Damage Protection (ADP) hingga 100%,
  3. Layanan Onsite Service,
  4. VIP Support Line untuk dukungan teknis khusus.

Kecanggihan Teknologi Membuat Biaya Operasional Jadi Lebih Murah, Menghemat Sisa Umur Manusia

Jika melihat segudang fitur-fitur ExpertBook B7 Flip di atas, rasanya pengelolaan bisnis atau aktivitas produksi lainnya sangat terbantu.

Setahu saya, keberhasilan suatu bisnis atau manajemen instansi bertumpu pada murahnya ongkos produksi, murah biaya operasional serta penghematan waktu kerja (kecepatan). Sebab surplus nilai (keuntungan) dapat "ditambang" dari tiga hal itu.

Dengan kecanggihan ExpertBook B7 Flip, peluang untuk memperoleh tiga sumber tambang pencetak surplus di atas akan semakin besar. Hal ini dapat membuat penggunanya jadi semakin sejahtera. Urusan kerja dan bisnis dapat dikelola dengan semakin profesional, efektif, dan efesien.

Jadi UMKM Go Digital dengan ExpertBook B7 Flip, mengapa tidak?

(Artikel ini diikutkan dalam ExpertBook B3 Flip (B3402) and B7 Flip (B7402) Blog Writing Competition yang diadakan oleh Handikoo.com)
#ASUSxHandikoo #ExpertBookB7Flip5G

Speasifikasi Lengkap ExpertBook B7 Flip (B7402)

Tulisan lainya

Meneroka "Amalul Ilmiah" dan "Ilmu Amaliah" Deklarasi Kota Barat

Dokumentasi Tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

20/12/2022 ⸳ Baca 10 menit
Meneroka "Amalul Ilmiah" dan "Ilmu Amaliah" Deklarasi Kota Barat illustration

Soedjatmoko dan Problem Pendidikan Dunia Berkembang

Berdasarkan arahan Soedjatmoko, maka orientasi pendidikan saat ini harus menjadi titik temu antar berbagai budaya, mampu mempersenyawakan antara unsur modern dan tradisional, lalu menghasilkan sintesa kreatif baru.

16/07/2022 ⸳ Baca 15 menit
Soedjatmoko dan Problem Pendidikan Dunia Berkembang illustration

Menikmati "Jeda Hidup" di Desa Wisata Menari Tanon, Kabupaten Semarang

Nikmati Jeda Hidup di Desa Menari, Tanon-Ngrawan, Getasan, Kabupaten Semarang

11/07/2023 ⸳ Baca 28 menit
Menikmati "Jeda Hidup" di Desa Wisata Menari Tanon, Kabupaten Semarang illustration

Alif Syuhada © 2021